MATA KULIAH : TEKNIK
EVALUASI PEMBANGUNAN
EVALUASI PROGRAM PEMBANGUNAN JALAN PEDESAAN
STUDI KASUS : POLEWALI
MANDAR, SULAWESI BARAT dengan alat
analisis : (Multi Criteria Evaluation) MCE.
OLEH :
MOHAMMAD. FIKRI EKA SETIAWAN
( 36. 09. 100. 007 )
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SURABAYA, TAHUN - 2013
Latar
Belakang Pembahasan
Kemiskinan
di wilayah pedesaan indonesia masih tinggi dan ditandai dengan adanya kerentanan,
ketidak berdayaan, keterisolasian, dan ketidak mampuan penduduk pedesaan untuk dapat
menyampaikan aspirasi ke pemerintah atau instansi pemerintah di desannya. Untuk
mengatasi kemiskinan, diperlukan usaha pembangunan aktivitas dan kegiatan perekonomian,
dan pembangunan fisik seperti infrastruktur didaerah pedesaan. Jalan pedesaan
adalah salah satu upaya membuka keterisolasian wilayah pedesaan dari sumber-sumber
informasi dan penghubung ke pusat-pusat produksi dan tempat-tempat distribusi/pemasaran.
Selain itu, jalan perdesaan memudahkan jangkauan penduduk ke pusat-pusat pelayanan
sosial dan budaya seperti: sarana pendidikan (sekolah), kesehatan (puskesmas,posyandu),
dan ibadah. Jalan pedesaan dianggap
menjadi kunci pertumbuhan ekonomi yang dapat mengangkat harkat dan martabat
masyarakat perdesaan dari kemiskinan dan kebodohan. Oleh karena itu,
pembangunan jalan pedesaan dapat menjadi batu loncatan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat pedesaan. Dewasa ini,
pemerintah mulai memperkenalkan program pembangunan yang melibatkan masyarakat
dimulai dari tahapan pengusulan kegiatan/proyek sampai dengan pemeliharaannya.
Salah satu
program dengan pelibatan masyarakat yang telah dilaksanakan oleh pemerintah
adalah PPIP (Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan). Peneliti terdorong
untuk melakukan evaluasi dan perbandingan dengan pengerjaan oleh pihak ketiga,
khususnya untuk penngarap proyek maupun pengadaan proyek pembangunan jaringan jalan perdesaan. Selain
itu, peneliti juga akan mengkaji sejauhmana PPIP telah berkontribusi dalam
meningkatkan aksesibilitas masyarakat menjalankan aktivitas sosial, ekonomi,
dan budayanya. Penelitian dilakukan di Desa Kuajang, Mammi dan Mirring, Kabupaten
Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Wilayah tersebut dipilih karena saat
ini kondisi aksesibilitas dan infrastruktur seperti, jalan antar desa semakin baik sejak masuknya
proyek PPIP(Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan), didaerah Provinsi
Sulawesi Barat tepatnya, di pedesaan Mammi dan Mirring, Desa Kuajang ini.
Pengertian
dari infrastruktur dalam program pembangunan jalan pedesaan menurut sumber dari
Wikipedia tahun (2010), infrastruktur yang ada didaerah pedesaan harus dan wajib
untuk dibangun karena merupakan bagian dari sistem transportasi yang penting
disuateu daerah pedesaan dengan adanya sistem transportasi dan infrastruktur seperti
pembangunan jalan ini dapat memindahkan masnusia atau barang dari satu tempat
ke tempat yang lainnya dengan menggunakan beberapa suatu transportasi atau
kendaraan yang akan digerakkan oleh manusia dan mesin jalan adalah merupakan
suatu kebutuhan yang paling vital didaerah pedesaan infrastruktur seperti
adanya transportasi dasar fisik pengorganisasian untuk sistem dan struktur yang
diperlukan dan serta dibutuhkan untuk layanan dan fasilitas-fasilitas disektor
publik maupun privat seperti contohnya : jalan umum, bandara udara, stasiun
kereta api, dan danau atau waduk. Untuk pengelohan limbah, listrik, pematusan
dan lainnya dalam rangka untuk saling mendukung kelancaran suatu aktivitas dan
kegiatan perekomian disuatu daerah pedesaan di desa kuajang, polewali mandar,
sulawesi barat.
Dalam beberapa
pengertian, istilah dalam infastruktur termasuk dalam fasilitas
infrastrukturnya yaitu adalah kebutuhan dasar dari sosial dan dari dasar
kebutuhan antara lain seperti : sekolah, bekerja, dan rumah sakit (R.S), dengan
kata yang lain infrastruktur dapat diartikan sebagai kebutuhan fisik bagi
masyarakat didaerah pedesaan terhadap sistem jalan yang memadai, layak, dan
baik yang berupa, sarana dan prasarana seperti jalan arteri/utama, jembatan,
dan drainase yang menuju dan
menghubungkan ke kota dari desa kaujang, poleweali mandar, provinsi sulawesi
barat. Sebagai untuk kelengkapan serta sarana dan prasarana jalan desa didaerah
pedesaan yaitu, didesa kaujang, polewali mandar, sulawesi barat. Seperti adanya
transportasi umum, lampu jalan (PJU), dan median jalan yang akan melengkapi
jalanan pedesaan tepatnya didesa kaujang, polewali mandar, sulawesi barat.
Untuk melengkapi kebutuhan yng mengubungkan antara desa kaujang dan kota
dipolewali mandar diberikan beberapa alternatif seperti berikut :
a)
Sistem
pertransportasian pedesaan didesa kaujang, polewali mandar.
b)
Adanya
penambahan jalan pedesaan dan infrastruktur desa dan pengkonstruksian.
c)
Pemberdayaan
masyarakat pedesaan didesa kaujang, polewali mandar.
|
d)
Program
Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) didesa kaujang, polewali mandar,
sulawesi barat.
e)
Penggunaan
untuk evaluasi pembangunan menggunakan
Multi Character Evaluation (MCE).
|
Sumber : Bachri N. Tahun 2010. Evaluasi
Pembangunan Jaringan Jalan di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Analisa
dan Permasalahan Studi Kasus
Untuk peningkatan
infrastruktur seperti jalan desa didaerah desa kaujang, polewali mandar,
provinsi sulawesi barat ini berguna dan banyak memilki manfaat yang begitu
besar dalam pemanfaatan serta peningkatan jalan desa yang dibangun oleh
pemerintah polewali mandar, sulawesi barat. Sebelum adanya peningkatan dan
pembangunan jalan desa oleh pemerintah sulawesi barat warga atau masyarkat yang
tinggal didesa kaujang itu sendiri sulit untuk mengakses untuk kekotanya
dikarenakan sebelum ada jalan desa dipedesaan kaujang sendiri warga atau
masyarakat memutar arah sekitar ± 3 s/d 5 Km, untuk menuju jalan yang menuju
kota sekitar maka dari itu pemerintah membangunkan serta meningkatakan jalan
desa yang dibangun dipedesaan kaujang ini. Sehingga aksesibilitas menuju kota
lebih cepat dan mudah sekali untuk diakses oleh warga atau masyarakat sekitar
yang tinggal dipedesaan kaujang, polewali mandar ini.
serta bisa dimanfaatkan
oleh para wisatawan maupun warga dari luar kota ataupun dari luar wilayah
pedesaan kaujang dan disekitarnya, kondisi jalan yang berada di daerah pedesaan
kaujang maupun wilayah studi kasus ini telah mengalami peningkatan banyak untuk
dimanfaatkan saat ini yang terselenggara sejak adanya PPIP. Peningkatan
infrastruktur seperti jalan pedesaan ini memiliki masing-masing desa yang
secara jelas dapat disajikan dengan data dan tabel seperti dibawah ini :
Tabel 1.1 Peningkatan
kondisi jalan setelah PPIP tahun 2009-2010, di Desa Kaujang.
No.
|
Jenis
infrastruktur desa
|
Jumlah
|
|
PPIP
tahun. 2009
|
PPIP
tahun. 2010
|
||
|
§ Jalan rabat beton
§ Perintisan jalan
§ Pengerasan jalan dan talud
§
Jembatan
kayu
§
Plat
duicker
§
Gorong-gorong
|
406 m
200
m
-
16
m
16 Unit
2 Unit
|
440 m
-
578 m
-
3 Unit
2 Unit
|
Sumber
: PPIP tahun 2009 s/d tahun 2010 Desa Kaujang, Polewali Mandar, Sulbar.
Kegiatan
yang berada PPIP pada saat tahun 2009 dan tahun 2010 yang dimilki oleh desa
kaujang telah ada perbaikan sehingga masyarakat dapat menjalankan roda
perekonomian dan kegiatan atau aktivitas sehari-harinya terutama pada
aksesibilitas bagi masyarakat desa kaujang sendiri yang dahulunya jalan tanah
atau makadaman sekarang menjadi beraspal atau berpaving block.
Tabel 2.1 Peningkatan kondisi jalan
setelah PPIP tahun 2009-2010, di Desa Mammi.
No.
|
Jenis
infrastruktur desa
|
Jumlah
|
|
PPIP
tahun. 2009
|
PPIP
tahun. 2010
|
||
|
§ Jalan rabat beton
§ Pengerasan jalan dan talud
§
Plat
duicker
§
Gorong-gorong
|
836
m
-
5
Unit
-
|
440
m
800
m
-
2
Unit
|
Sumber
: PPIP tahun 2009 s/d tahun 2010 Desa Mammi, Polewali Mandar, Sulbar.
Di Desa Mammi yang terletak didaerah
kabupaten polewali madar, sulawesi barat pada umumnya ditingkatkan dan
diperbaiki untuk peningkatan jalan yang digunakan sebagai infrastruktur bagi
warga atau masyarakat sekitar desa mammi. Agar mudah diakses untuk menuju ke
kota dan penigkatan jalan di desa mammi ini sendiri menjadi status dengan jalan
rabat beton, jalan sirtu (Makadaman), dan paving block. Total panjang yang
dikerjakan oleh pemerintah selama masa pembangunan 2009 s/d 2010 adalah 2,1 Km yang
dahulunya adalah jalan tanah dan berlumpur.
Penyebaran angket atau kuisioner kepada
161 respondent yang akan dilakukan untuk dapat mengetahui tentang pendapat
masyarakat mengenai kondisi jaringan jalan yang berada dipedesaan tepatnya diwilayah
studi ini dalam pembahasan tugas kuliah yaitu dilihat dari pendapat masyarakat
yang akan dikelompokkan sebagai berikut ini yaitu :
Mudah = Aktivitas
lancar dan cepat serta tidak adanya hambatan dari perjalanan yang akan ditempuh
oleh masyarakat.
Sedang =
Aktivitas lancar dan cepat tetapi, terdapat sedikit yang menghambat perjalanan,
misalnya : jalanan kutrng mulus dan bergelombang.
Kurang = Aktivitas belum lancar, nyatanya
malah mlambat, banyak sekali hambatan dalam perjalanan dan pada hujan atau
musim hujan tidak bisa dilalui.
Sulit =
Aksesibilitas jalan yang dilalui masyarakat masih berupa jalan dengan tanah,
sulit sekali untuk dilalui dengan kendaraan massal atau roda empat dan roda dua
pada musim hujan turun tidak bisa dilalui dan dilewati jalanan ini.
Dari hasil pengolahan data kuisioner
dan penyebaran angket kepada 161 respondent dari kedua desa bahwa dapat
ditunjukkan aksisbilitas dan kegiatan, aktivitas, dan budayanya masyarakat “Sedang”
sampai “Mudah” baik yang digunakan oleh masyarakat yang akan melakukan perjalanan
dengan menggunakan kaki atau berjalan kaki, sepeda angin, sepeds motor, maupun
dengan menggunaakan mobil. Akan tetapi, aksesibilitas yang akan ditempuh menjadi
sarana rekreasi yang dianggap kurang menarik dikarenakan dan sebabkan oleh
adanya prioritas pembangunan jalan pedesaan yang lebih diarahaka pada
pembangunan jalan pedesaan di Desa Kuajang dan Desa Mammi ini yang terletak
diwilayah studi ini yaitu di polewali mandar sulawesi barat.
Pada bagian analisa dan pembahasan
masalah ini dapat diberikana salah satu contoh analisis MCE yang akan diuraikan
nantinya dari hasil penelitian studi kasus ini dengan beberapa tahapan kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh Dinas maupun Instansi pemerintahan dari polewali
mandar secara teknisnya (dalam hal ini diwakili oleh Dinas Pekerjaan Umum P.U.
Bina Marga provinsi maupun kabupaten). Untuk menangani pekerjaan seperti
infrastruktur dan jaringan jalan dipedesaan yang sama yaitu, Desa Kaujang dan
Desa Mammi, Polewali Mandar.
Hasil analisis dengan menggunakan MCE
dapat diuraikan sebagi berikut :
a. Perencanaan :
Dalam
hal ini tahapan perencanaan dapat melakukan analisis dan perbandingan antara
kegiatan perencanaan PPIP dengan perencanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan
oleh Dinas Pekerjaan Umum (P.U Bina Marga), dan yang akan menilai dari beberapa
aspek untuk identifikasi masalah dan usulan dari progam-program yang
dilaksanakan, teknis untuk mendesain, gambaran rencana desain.ketersediaan
lahan dan juga biaya untuk perencanaan dengan hasil analisis sebagai berikut
ini :
Aspek
dan kegiatan
|
PPIP
|
Dinas
Pekerjaan Umum (P.U)
|
Identifikasi masalah & usulan program
|
3
|
2
|
Teknis desain
|
1
|
3
|
Gambar recnana desain
|
1
|
3
|
Ketersedian lahan
|
3
|
1
|
Biaya perencanaan
|
3
|
2
|
Sumber PPIP
tahun 2009 dan 2010 Sulbar.
Evaluasi suatu proyek atau pembangunan
progrtam dari pemertintah menggunakan Evaluasi multi-kriteria (MCE) yang akan
dilakukan terhadap ke-lima aspek yang memilki tahap-tahapan dalam melaksanakan
perencanaan seperti diatas ini dan memiliki output atau hasil dari evaluasi
pmbangunan program, proyek dan lainnya yang dapat disajikan dalam bentuk
diagram batang sebagai berikut ini :
Tahapan
Perencanaan :
Contoh : Diagram batang untuk tahapan
perencanaan mengunakan metode MCE dan digunakan untuk evalusi pembangunan atau
proyek.
b. Pelaksanaan :
Dalam
pelaksanaan dilakukan analisis dan perbandingan antara kegiatan pelaksanaan
PPIP didaerah polewali mandar, sulawesi barat dengan pelaksanaan dari
DinasPekerjaan Umum yaitu Bina Marga
yang akan memiliki penilaian dari aspek-aspek metode pelaksanaan, dalam waktu
pelaksanaan program, pembangunan, dan proyek. Untuk digunakan sebagai biaya pelaksanaan, tenaga
kerja, bahan material dan lainnya. Untuk dapat membantu berjalannya pembangunan
suatu program pemerintah dalam mengamil beberapa hal untuk menentukkan
keputusan dan tahapan pelaksanaan yang terbaik dan sesuai dengan krieria
ataupun prosedur dari kebijakan yang ada dan ditetapkan untuk memenuhi kriteria
dalam penilaian yang telah dijelaskan pada tahap sebelumnya. Dari kelima aspek dalam
tahapan pelaksanaan pembangunan suatu program yang akan dikumpulkan dalam satu
matriks.
c. Pengawasan :
Dalam tahapan pengawasan dilakukan
juga analisis dan perbandingan antara kegiatan pengawasan melalui PPIP dari
daerah polewali mandar, sulawesi barat dengan melalui pengawasan dari Dinas
Pekerjaan Umum yang akan menilai program pembangunan yang akan dilakukan serta
dilaksanakannya program ini dari beberapa aspek-aspekorganisasi pengawasan,
dari pembiayaan, pengawasan, frekuensi pengawsan dan kualitas pekerjaan. Untuk
dapat membantu dalam pengambilan keputusan atas tahapan yang pengawasannya
terbaik sesuai dengan kriteria penilaian yang telah dijelaskan pada sebelumnya
yaitu dari kekmpat aspek dan tahapan pengawasan yang dikumpulkan sebelumnya.